Wednesday, April 17, 2013

You've Got Mail (1998); Classy Love Story, Books and Starbucks


After all this time just read about the movie title in Pop Icon Quiz, finally I had the chance to watch the dynamic duo of Tom Hanks and Meg Ryan in their third rom-com, after Joe Versus the Volcano (1990) and Sleepless in Seattle (1993).



Laiknya Sleepless in Seattle, You’ve Got Mail juga disutradarai oleh Nora Ephron. Film ini merupakan contoh tepat untuk kisah cinta klasik yang manis tapi tidak cheesy, dan bukan jenis film romantis yang membuat audiens tersipu karena seks atau jenis intimacy lainnya. Film ini mengisahkan hubungan Joe Fox (Tom Hanks) dan Kathleen Kelly (Meg Ryan), yang tampaknya memang meant for each other, tapi terus dipisahkan hal-hal remeh yang pastinya membuat penonton geregetan.

Film ini berdurasi cukup panjang jika dibandingkan dengan rom-com yang ada belakangan ini, selain itu absennya adegan ‘panas’ pemainnya, membuat film ini bisa menjadi kandidat utama sebagai film membosankan. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Menonton film ini membuat saya kangen dengan rom-com yang ‘cerdas’ dalam arti kata tidak melulu jual paha-dada aktris wanita atau ketampanan aktornya, tapi menjual dialog (yang benar-benar) lucu, aksi comical dan sedikit sinisme yang menurut saya memberi tambahan humor. Dan semua unsur tadi ada dalam film ini, that made me fall for this movie.

Kalau kalian hanya terbiasa menyaksikan Tom Hanks di trilogi (The Lost Symbol is coming soon) Dan Brown, Saving Private Ryan, Toy Story atau Larry Crowne (Tom Hanks lost his rom-com hero’s charm in this one) rasanya tidak akan percaya  kalau Tom Hanks was such a king of rom-com back then. He just fit into the character that made him as a hero and Meg Ryan as a heroine. They look cute together, and people will wait for the first kiss until the very last scene of the two-hours movie.

Beside the funny dialogs and comical interaction between Hanks and Ryan, there are still one or two interesting things in the movie that made me really want to spend couple hours to work on this review. Kemunculan Starbucks adalah salah satu hal menarik itu. Film ini kira-kira dibuat pada tahun 1997-1998 disaat dimana sesuatu seperti Starbucks tentunya masih jauh diawang-awang masyarakat Indonesia, tapi rupanya disana budaya coffee store itu sudah sangat kuat, dan sekaligus menyebarluaskan budaya Yuppie atau Young Urban Professional, pola kehidupan kaum muda yang saat ini juga tengah hip di Jakarta, namun toh sudah jauh lebih dulu menyebar di AS tahun 90’an. Lucu rasanya melihat bagaimana film di tahun 90an terasa masih punya korelasi dengan saat ini hanya karena si Starbucks.

Hal lain yang menarik ialah The Evil Superstore vs The Eden of Child Book Store. Joe Fox merupakan multimilioner pemilik Fox Book Store, toko buku raksasa dan ancaman bagi bisnis The Shop Around Corner, toko buku anak-anak milik Kathleen. Superstore Fox Books jenis toko buku super lengkap dengan buku-buku diskon dan menjual legal addictive stimulant aka coffee, sementara toko buku milik Kathleen adalah toko buku kecil yang romantis (they have a cute display window) dan mengedepankan kedekatan personal untuk membuat konsumen menjadi loyal.

I don’t know if Ephron the screenwriter intentionally put a capitalism satire on it, but it caught my attention (or I just simply over-thinking). Betapa kapitalisme merubah hal-hal personal yang ditawarkan oleh toko Kathleen, seperti kedekatan dengan pemilik, bantuan untuk memilih buku hingga pertunjukan storytelling lady untuk anak-anak, digantikan dengan tawaran kenikmatan secangkir cappuccino. Dan akhirnya keramahan dari sesama manusia kalah dengan hangatnya cappuccino dan murahnya harga sebuah buku.

Back to the movie, there were one or two scenes were miss and unimportant. For example, the scene were Birdie (Jane Stapleton), the old bookkeeper told a story about her love life long way back then, which is nothing to do with the whole story. But those dull things are forgiven with the funny and enchanting romantic story that Ephron brought to us. And also You’ve Got Mail has more than two good lines, like the lines that use by Joe Fox in the-almost-end-scene. He says;

Well... if I hadn't been Fox Books and you hadn't been The Shop Around the Corner, and you and I had just, well, met I would have asked for your number, and I wouldn't have been able to wait twenty-four hours before calling you and saying, "Hey, how about... oh, how about some coffee or, you know, drinks or dinner or a movie... for as long as we both shall live?" –Joe Fox to Kathleen Kelly. 

No comments:

Post a Comment