Wednesday, May 14, 2014

The Amazing Spider-Man 2 (2014): It's a Sweet Rom-Com

Hello, hello! Hi fellow moviegoers, it has been a long time since my last post (last year, huh?). I’m sorry about the hiatus, but lot of stuff happen in my life and I need some time to make things in order again.

And now back to business. The last movie I’ve watch is The Amazing Spiderman: Rise of Electro or better known as The Amazing Spider-Man 2.



Kesuksesan film pertamanya, The Amazing Spider-Man (2012) membuat sekuel yang kembali dikomando Marc Webb ini begitu di nanti. Belum lagi spoiler akan kemunculan karakter antagonis Green Goblin, Electro dan Rhino membuat para penggemar komik Marvel begitu antusias dan membuat sekuel ini sebagai salah satu film paling ditunggu di 2014.

And the result was? An overplotting and messy superhero movie. Alex Kutrzman dan Roberto Orci sebagai penulis gagal meramu scenario yang tersusun rapi. Subplot-subplot saling tumpang tindih dan terlalu memaksa sehingga karakter terasa tidak matang. Sepertinya Marc Webb terlalu tergesa-gesa memperkenalkan semua musuh legendaris Spiderman demi menyiapkan kemunculan Sinister Six di film ketiga nanti. Karakter musuh dalam film kali ini sama konyolnya dengan The Lizard (he wants to turned everyone in NYC into lizard? Like seriously?!) Dan love-turn-to-hate yang dialami oleh Electro kepada Spiderman (James Foxx) terasa palsu. He mad at Spiderman because he found him as selfish bastard, duh.

Sementara itu Dane DeHaan sebagai Harry Osborn aka Green Goblin muncul mencuri perhatian dengan penampilan flamboyan nan sophisticated, like he was born to play as villain. Namun obsesinya akan darah Spiderman as weird as The Lizard stuff. It was boring. It’s felt like Webb just thrown every villain in Spiderman’s comic book.  Subplot lain yang terbuang sia-sia adalah rahasia ayah Peter kenapa ia meninggalkan anak tunggalnya. Peter figured out about the secret subway station, and then so what? Nothing happens. Except may be Webb try to save it for the last movie.


So sweeeeeeeet.

Kehancuran film ini terselamatkan oleh kekuatan cinta (yes, it’s true) antara Andrew Garfield dan Emma Stone. Berperan sebagai sepasang kekasih di depan layar, Peter Parker dan Gwen Stacy, chemistry antara off-screen lover ini begitu kuat. Disini Webb menunjukan kualitas penyutradaraan seperti dalam (500) Days of Summer yang membuat namanya melejit. Akting Stone membuktikan dirinya sebagai salah satu Hollywood it-girl. She was stunning and brilliantly beautiful. Seeing Gwen and Peter makes you blushing, heartbroken and cheers when they back together. Then I wish they were in rom-com movie without web-slinging superhero. Yeah, make it happen, Hollywood, they deserve The Notebook-kind movie!!

1 comment:

  1. ahhh film spiderman terburuk sepanjang masa... gagal banget menurut gue... Spiderman lost its charm as a superhero movie and what?? This is Spiderman not Twilight... kalo gue mau nonton romance gue gak bakalan nonton spiderman kali...

    =====================================================

    POKERDARAT.COM - Agen Poker Terbaik dengan Pelayanan Prima dan Keamanan Terjamin
    Merasa jago main poker???
    Ayo bermain bersama ribuan pemain aktif lainnya dan raih peluang anda memenangkan hadiah hingga ratusan juta rupiah...
    Segera DAFTARKAN diri anda dan Coba keberuntungan anda bersama kami.
    Hubungi Kami di :
    Website : http://pokerdarat.com/
    YM : cs_pokerdarat
    BBM : 2BC439C0
    DAFTAR : http://pokerdarat.com/Register.aspx?ref=888999
    Like Facebook : https://www.facebook.com/PokerDaratCom-1127046880680882/
    Join Grup : https://www.facebook.com/groups/947257861976494/

    ReplyDelete