Thursday, October 10, 2013

The Ghost Writer (2010): Not-So-Stereotypical-Thriller

Sebuah film bergenre thriller tidaklah harus selalu dipenuhi dengan kejutan, aksi penuh kejar-kejaran menegangkan yang dibuat sensasional dengan musik bombastis. Film thriller bisa tampil dengan alur yang tenang, tanpa kekerasan, sleek editing, tapi tetap membuat jantung berdebar-debar, seperti yang dilakukan Roman Polanski dalam The Ghost Writer. Meski tidak ada kejutan meledak-ledak dan cutting khas a la film thrillerThe Ghost Writer memberikan suspense dan teror khas yang biasa dirasakan ketika menyaksikan film thriller.



The Ghost Writer merupakan film adaptasi dari novel The Ghost (2007) karya Robert Harris. Novel Harris sendiri dikaitkan dengan skandal politik yang menyeret nama Tony Blair dan George W Bush, tapi Polanski rasanya tidak menyutradarai film ini semata-mata untuk menyindir mantan pemimpin kedua negara tersebut, tapi untuk menunjukan kepiawaiannya merangkai kisah intrik politik menjadi suatu yang begitu menarik sekaligus penuh teror.

Sosok utama dalam film ini tak memiliki nama, hanya disebut sebagai Ghost (Ewan McGregor), a very capable and intelligent writer. This British writer is very awkward, slightly acid and very good with punchlines. Meskipun mengaku tak memahami politik, ia sepakat untuk menulis biografi mantan Perdana Menteri Inggris, Adam Lang (Pierce Brosnan). Ghost diminta untuk meneruskan pekerjaan Mike McAra, ghostwriter pendahulunya, yang tewas karena bunuh diri. Untuk pekerjaannya ini, Ghost kemudian menetap di kediaman Lang di AS, sebuah rumah pantai di pulau yang sepi. Kediaman Lang seperti tak mengenal matahari. Hujan sering turun, sementara langit, laut dan pasir sama-sama berwarna kelabu. Seakan menjadi pertanda awal bagi penonton bahwa it’s a bad business, so something very ugly is about to happenAmbience keseluruhan film sendiri dibuat begitu gelap, gloomy and depressing. Layar didominasi warna-warna monochrome, which is given daunting atmosphere for the movie. Penghuni kediaman Lang sendiri tampak tak wajar. Amelia Bly (Kim Catrall), asisten sekaligus mistress Lang yang tampak penuh rahasia. Serta Ruth Lang (Olivia Williams), istri dari Adam yang merupakan wanita cerdas tapi mulai kehilangan kedekatannya dengan sang suami.

Pekerjaan Ghost menjadi rumit ketika Lang mendapat tuduhan sebagai penjahat perang dan akan segera diperiksa oleh mahkamah internasional. Kediaman Lang jadi ramai dengan demonstran dan wartawan yang sibuk mencari berita. Ghost yang seharusnya hanya menulis biografi Lang, ikut terseret dalam skandal politik besar yang melibatkan dua negara. Ghost yang merasa bahwa skandal politik Lang ada kaitannya dengan kematian ghostwriter pendahulunya, kemudian mulai menyelidiki hubungan diantara peristiwa-peristiwa tersebut, termasuk masa lalu Adam Lang yang menurutnya mencurigakan.

Disinilah Polanski patut diacungi jempol. Ia tidak merubah Ghost tiba-tiba menjadi reporter investigatif yang pandai menemukan petunjuk dan melacak jejak. Petunjuk-petunjuk muncul seperti kebetulan, tiba-tiba hadir dihadapannya. Ghost menyelidiki semuanya tanpa terburu-buru dan begitu mengalir. Ghost meraba satu persatu petunjuk yang ada, bertanya serta percaya pada orang yang salah dan terlalu cepat menarik kesimpulan, persis seperti bagaimana amatir yang awam akan politik mencoba mendalami konspirasi politik. Petunjuk penting yang dipahami Ghost hanya satu, bahwa manuskrip awal biografi Lang adalah kunci penting dari semua kasus yang ada.

McGregor tampil dengan sangat baik dalam film ini. He could bring the wittiness and sharpness as a smart writer but also convincing as a spaced-out invisible outsider. Penampilan McGregor membuat sosok Ghost menjadi hidup. Apa yang ia rasa dan takuti seakan menular pada saya, tanpa perlu melihatnya lari tunggang langgang dikejar psikopat atau dihujani tembakan. Selain McGregor, Williams juga bersinar dalam perannya melalui emosi dan sisi rapuhnya yang menimbulkan simpati. Namun ia juga mampu menunjukan bahwa Ruth adalah wanita yang cerdas dan powerful. Hanya penampilan Brosnan yang tidak begitu memuaskan. Bermain sebagai sosok politikus yang mempesona bukanlah sebuah tantangan bagi mantan Mr.Bond yang memang penuh pesona. Namun Brosnan gagal membuat Adam Lang menjadi karakter yang menonjol. Dari awal kemunculannya dalam film, ia mudah ditebak, penonton dengan mudah menduga, he’s with the bad guys.

I think the best part of this movie is the humorsI’m very surprised when I found out that this movie is comically funny. Sangat cerdas dengan punchline-nya sekaligus tetap elegan. I found myself laughing while watching this movie, which is odd because it is a political-thriller movie, and that’s one proof that Polanski is a great director.

Pada akhirnya saya tidak peduli apakah ending film ini memuaskan atau tidak, apakah penyebab kematian McAra terungkap, atau apakah the bad guys finally get punished or whatsoever. Menurut saya The Ghost Writer adalah film yang menarik, cerdas, menghibur sekaligus memberikan ketegangan khas film thriller tanpa mengikuti stereotype film yang biasa didominasi aksi kejutan dan kekerasan. The Ghost Writer ditulis dan disutradarai dengan cerdas, dan itulah yang membuat pada akhirnya Roman Polanski is the hero. He is the one who’s going to get the applause, because he is just amazing.

PS: Here my favorite dialogue:

Ghost: Emmett must have told Lang I've been to see him.
Rycart: So what's he going to do about it? Dump you in the ocean?
Ghost: Well it happened before.
Rycart: Which means it can't happen again. He can't drown two ghostwriters, for God's sake! You're not kittens.

                                                                                                                -The Ghost Writer

Gravity (2013) : Simplicity and Masterpiece



It’s like ballet performance in space. 13 menit adegan pembuka dalam uninterrupted shot yang langsung membawa kita ke angkasa luar, dengan penampilan bumi di bawah kita, langit gelap yang bertabur bintang, dan suasana hening. Lantas perlahan terdengar suara percakapan para astronot dengan Houston (pusat kendali NASA). Dr Ryan Stone (Sandra Bullock), Matt Kowalski (George Clooney) dan Shariff (Paul Sharma), ketiganya melayang dan berputar-putar di angkasa luas.

There is some kind motion sickness feeling while I watching the opening scene. I see the shuttle space moving, the earth rotate and also the astronauts do spinning around. I feel little bit upside down sensation, just like when you are in some kind of rides at amusement park. I feel like floating in the space, like the astronauts.

Gravity merupakan film dengan setting antariksa, tanpa monster, tanpa aksi pistol laser atau teknologi masa depan. Film ini memiliki plot yang sederhana (and predictable). Tapi dengan tangan dingin Alfonso Cuarón, cerita sederhana itu mampu menjadikan dirinya sebagai salah satu kandidat kuat untuk masuk ke nominasi Best Director Academy Awards tahun depan.

Absennya teknologi futuristik dan aksi bombastis tak membuat film ini kekurangan gereget. Dengan persiapan dan pengerjaan yang begitu tekun (empat tahun pengembangan dan lebih dari satu tahun di post-production), film ini justru begitu kuat, intense dan thrilling. Perpaduan skrip yang matang, sinematografi yang cantik dan sound yang tepat membuat Gravity menjadi tontonan yang lebih dari memuaskan.

Sedikit cerita tentang pembuatan film ini. Sejak awal, Alfonso Cuarón memang menginginkan film ini bercerita tentang hal yang sederhana, dimana penonton bisa merasakan sebagai sebuah kenyataan. Bersama dengan sinematografer, Emmanuel Lubezki (The Tree of Life), Cuarón membangun film ini perlahan-lahan selama empat tahun. Gravity nyaris tidak bisa dibuat, karena teknologi yang ada tidak mampu mewujudkan visi Cuarón dan Lubezki, sementara budget yang diberikan pun tak terlalu besar. Ditengah ketidakpastian, Cuaron, Lubezki dan tim tetap bekerja menyusun film ini dengan sangat detail. Every shot, every angle, every lighting scenario, even every second had to be preordained. They even tested all technologies that existed, to look if there is something which could use in this movie. But in the end, they invented the technology.

I watched Gravity on IMAX 3D. It was amazing experience. I ducked when I saw some debris moving fast toward me. But the sound and silences are something! Hanya dengan menggunakan kombinasi suara dan keheningan mendadak, Cuarón mampu menciptakan ketegangan. Salah satu adegan favorit saya adalah ketika kapsul penyelamat yang dinaiki Stone terbuka tiba-tiba di angkasa, lalu mendadak hening, seakan semua ikut menanti apa yang terjadi dengan Stone. I even hold my breath while watching it.

Sandra Bullock as dr Ryan Stone


Selain memang unsur teknis yang luar biasa, peran Bullock dan Clooney juga menyempurnakan film ini. Sebagai veteran astronaut, Clooney mebawakan karakter Kowalski penuh pesona. He is charming, comfortable and very experienced in life and space. Tapi, spotlight dalam Gravity adalah Sandra Bullock. Meskipun ia adalah aktris cadangan (pilihan ketiga setelah Angelina Jolie dan Natalie Portman), justru Bullock  yang paling tepat untuk peran ini. Bullock menampilkan performa terbaiknya dalam Gravity, yang menurut saya pantas diganjar minimal nominasi Academy Awards mendatang. She has the charm and intelligence to bring the character. As if everything that she said or do in the movie are perfectly fit and giving the touch of midas. Dalam film ini Bullock banyak melakukan monolog, yang justru berperan besar dalam memberikan unsur dramatis dalam film.


Ada sedikit sensasi after-Life of Pi dalam Gravity. Ada selipan pesan moral mengenai life and nothingness. Tapi pesan moral ini hanya jadi pelengkap paket yang disajikan film ini. Gravity adalah sebuah masterpiece, memadukan unsur teknis yang canggih dengan skrip yang begitu well-written. Hasil ketekunan dan kengototan Alfonso Cuarón ini menjadi film yang sederhana sekaligus luar biasa megah.