(photo taken from here)
Elysium is man-made paradise for
the wealthiest whose left the earth, when it condition is getting worse. It’s becoming
polluted, dirty and dusty. Melayang di luar angkasa, dengan jarak tempuh
20 menit dari bumi, Elysium menjadi
mimpi semua makhluk bumi yang miskin dan kotor. Disana tak ada kematian, karena
keberadaan kapsul medis yang tersedia di setiap rumah, siap menyembuhkan
penyakit macam apapun bagi si kaya.
Max
De Costa (Matt Damon), seorang ex-narapidana yang juga punya impian untuk
menuju Elysium. Max bekerja di pabrik
robot, berharap suatu saat ia bisa menghasilkan cukup uang dan meninggalkan
bumi. Hingga suatu hari Max mengalami
kecelakaan kerja yang membuat sisa hidupnya tinggal lima hari. Dengan sisa
hidupnya yang hanya dalam hitungan hari, Max siap melakukan apapun untuk bisa
ke Elysium demi menyembuhkan dirinya
di kapsul medis. Dibantu oleh Spider
(Wagner Moura), seorang ketua geng mata duitan, Max dipersenjatai exoskeleton untuk memperkuat fisiknya
yang lemah. Spider dan Max menyusun rencana untuk hijacking Elysian brain (yes,
brain) to get the important data from that person.
Tampilnya
Matt Damon sebagai Max memang tak perlu diragukan lagi. Ia terlihat tangguh
tapi tetap terlihat ‘human’. With his
body covered by tattoo, he still fit with the image of sensitive and funny
person. He looked cold enough to shot and killed people but also felt nervous
when asking girl out for a date. The
most interesting part of Max character is his determination to stay alive. He said
‘I will not die here’ several times like a mantra. I’m saluting him for his determination.
Sementara
itu di Elysium, Delacourt (Jodie
Foster) sebagai menteri pertahanan berusaha sekuat tenaga melindungi ‘habitat’
kaum borjuis tersebut. Dengan pakaiannya yang serba putih (terkadang abu-abu) dan rambut white-blond, Foster terlihat saintly
intimidating. We couldn't judge
her, whether she is a saint who want to keep her children save or the evil who
hate all the earth citizen? Max dan Delacourt tidak pernah berkonfrontasi
secara langsung. Max justru harus berhadapan dengan Agen Kruger (Sharlto
Copley) , bawahan Delacourt yang sadis dan maniac, yang
menginginkan isi kepala Max.
(photo taken from here)
Setting
film ini di tahun 2154 tampaknya membawa banyak hal menarik untuk dicerna.
Pertama,, nama presiden Amerika Serikat yang menjabat bernama Presiden Patel, this is the decade when Asian American could
be a POTUS! Elysium sebagai
tempat dimana kaum borjuis bermukim menggunakan bahasa Perancis dan Inggris
dengan aksen British dalam percakapan, sementara Max dan teman-temannya di bumi
menggunakan bahasa Inggris dan Spanyol secara bergantian. Jika kondisi di bumi
yang kumuh, penuh dengan puing dan banyak warga yang sakit tak terurus,
kehidupan warga Elysium tidak dinarasikan
mendetail dalam film, hanya cuplikan sebuah pesta untuk menampilkan betapa makmurnya
warga Elysium. Padahal detail kehidupan di ‘surga’ pastinya menarik untuk
diceritakan.
Neill
Blomkamp yang sebelumnya berhasil memukau Academy
Awards dan pasar dengan District 9,
tampaknya ingin kembali menunjukan sindiran politis lewat Elysium. Namun terasa kurang maksimal,, terutama dengan kehadiran
melodrama antara Max dengan his childhood
(girl)friend, Frey (Alice Braga). Dialog antara Max dan Frey sesaat
sebelum film berakhir, literally made me
rolled my eyes. Dialog itu membuat saya kehilangan sosok Max dengan
kekuatannya, ia menjadi terlalu rapuh untuk dibayangkan bertindak nekad. Too much sweetness and cliché. Rasanya Blomklamp bisa mencari
adegan lain, yang tidak melibatkan drama
percintaan, untuk mengantarkan kita pada ending
film. But, I love the ending!
No comments:
Post a Comment